Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa kelulusan Ujian Nasional ditentukan berdasarkan Nilai Akhir (NA) yangg diperoleh melalui 3 nilai yaitu, nilai rata-rata Rapor, nilai Ujian Madrasah/Sekolah (UM/S), dan Nilai UN. Proses penghitungannya adalah 40% x Rata-rata Rapor (untuk MI/SD semester 7-11, MTs/SMP 1-5, MA/SMA 3-5) ditambah 60% x Nilai UM/S disebut Nilasi Madrasah/Sekolah (NM/S). Nilai Akhir (NA) diperoleh dari 60% x Nilai UN ditambah 40% x NM/S. Jika dimatematikakan NA = {40%(40%xRR+60%xUM/S)+(60%xUN)}.
Untuk keperluan proses penghitungan nilai tersebut pihak Puspendik membuat Aplikasi Pengolah Nilai Sekolah/Madrasah. Jauh sebelum Aplikasi ini disosialisasikan beberapa Guru/Operator instansi Pendidikan bahkan teman-teman peduli IT Pendidikan membuat aplikasi sejenis menggunakan Excel. Setelah saya terapkan ternyata terdapat perbedaan hasil antara aplikasi excel yang model link antar sheet menggunakan berbagai rumus dengan aplikasi keluaran Puspensdik tersebut. Masalahnya bukan salah penghitungan atau rumus, tetapi metode pertalian pembulatan bilangan desimal pada aplikasi dan excel berbeda (ini setidaknya berdasarkan pengalaman saya dengan rumus yang umum di excel). Sebagai contoh hasil jumlah NM/S salah satu siswa saya (MI) pada penghitungan excel adalah 26,73 sedangkan pada DKHUN hasil Aplikasi di Kanwil Diknas Prov Jatim 26,72. Setelah Nilai UM/S saya ketik manual hasilnya menjadi sama (26,72).
Kesimpulan saya: pembulatan desimal pada Aplikasi UN dengan Excel ada perbedaan kontinuitas, misal: nilai 7,366 menjadi 7,37 pada pembulatan excel sebenarnya hanya bersifat view-print, artinya dalam penghitungan selanjutnya yang dihitung tetap 7,366 bukan 7,37 pada akumulasi tertentu kasus ini dapat menambah juga mengurangi nilai peserta didik. Pada aplikasi pengolahan Nilai S/M keluaran puspendik pembulatan 7,366 menjadi 7,37 secara permanen nilai 7,37 yang digunakan untuk proses penghitungan bukan 7,366. Nah bagi antum yang menggunakan aplikasi excel bisa jadi hasilnya sama persis dengan DKHUN bisa juga selisih desimalnya, silakan cek.
Untuk keperluan proses penghitungan nilai tersebut pihak Puspendik membuat Aplikasi Pengolah Nilai Sekolah/Madrasah. Jauh sebelum Aplikasi ini disosialisasikan beberapa Guru/Operator instansi Pendidikan bahkan teman-teman peduli IT Pendidikan membuat aplikasi sejenis menggunakan Excel. Setelah saya terapkan ternyata terdapat perbedaan hasil antara aplikasi excel yang model link antar sheet menggunakan berbagai rumus dengan aplikasi keluaran Puspensdik tersebut. Masalahnya bukan salah penghitungan atau rumus, tetapi metode pertalian pembulatan bilangan desimal pada aplikasi dan excel berbeda (ini setidaknya berdasarkan pengalaman saya dengan rumus yang umum di excel). Sebagai contoh hasil jumlah NM/S salah satu siswa saya (MI) pada penghitungan excel adalah 26,73 sedangkan pada DKHUN hasil Aplikasi di Kanwil Diknas Prov Jatim 26,72. Setelah Nilai UM/S saya ketik manual hasilnya menjadi sama (26,72).
Kesimpulan saya: pembulatan desimal pada Aplikasi UN dengan Excel ada perbedaan kontinuitas, misal: nilai 7,366 menjadi 7,37 pada pembulatan excel sebenarnya hanya bersifat view-print, artinya dalam penghitungan selanjutnya yang dihitung tetap 7,366 bukan 7,37 pada akumulasi tertentu kasus ini dapat menambah juga mengurangi nilai peserta didik. Pada aplikasi pengolahan Nilai S/M keluaran puspendik pembulatan 7,366 menjadi 7,37 secara permanen nilai 7,37 yang digunakan untuk proses penghitungan bukan 7,366. Nah bagi antum yang menggunakan aplikasi excel bisa jadi hasilnya sama persis dengan DKHUN bisa juga selisih desimalnya, silakan cek.